Flu dan Potensi Imunitas terhadap COVID-19
Beberapa negara mulai tingkatkan imunisasi vaksin flu angin-anginan selaku sisi dari usaha mengatasi COVID-19. Korea Selatan misalkan, menarget imunisasi vaksin flu makin bertambah 20 % semakin banyak dibanding tahun kemarin. Sasaran ini khususnya diperuntukkan untuk beberapa anak, lanjut usia, ibu hamil, serta tenaga kesehatan.
Kampanye vaksin flu yang dikerjakan Korea Selatan bukan diniatkan membuat perlindungan langsung dari COVID-19. Ini dikerjakan untuk menahan sarana kesehatan kebanjiran pasien flu waktu masuk musim dingin, ingat sekarang ini tenaga medis sedang fokus tangani masalah penyebaran COVID-19.
Apa vaksin flu mempunyai dampak spesial untuk penjagaan COVID-19?
Apa anti-bodi flu angin-anginan dapat menantang COVID-19?
Virus pemicu flu sanggup bermutasi secara cepat serta membuat strain atau macam virus baru. Ini membuat penyuntikkan vaksinnya harus diulangi tiap tahun.
judi sabung ayam cara memilih aduan ayam yang bagus Strain virus yang lain ini bisa juga punya pengaruh pada tingkat keparahan tanda-tanda yang dirasakan. Di sejumlah negara, flu dapat mengakibatkan angka kematian tinggi sedang di negara yang lain condong lebih enteng.
Riset terkini yang diedarkan di Journal of Clinical Investigation memperlihatkan jika pasien COVID-19 yang sempat terserang flu dalam kurun waktu dekat ini condong alami tanda-tanda COVID-19 yang lebih enteng.
Waktu terkena satu virus, badan akan keluarkan anti-bodi serta sel T selaku tanggapan untuk menantang gempuran virus. Sesudah pulih, anti-bodi serta sel T yang sudah tercipta ini akan bertahan dalam beberapa saat untuk mengantisipasi ada infeksi ulangi dari virus yang serupa.
Dalam studi ini periset mendapati jika sel T bisa mengenal masuknya SARS-CoV-2 ke pada darah pasien yang tidak pernah terkena COVID-19 awalnya. Sesudah lakukan riset kelanjutan dijumpai jika sel T itu tercipta dari paparan virus corona pemicu flu.
Sel T ialah sel memory atau sel yang mempunyai daya ingat dari bakteri atau virus yang sempat mengontaminasi badan. Jadi saat virus yang serupa coba masuk, sel ini segera kirim signal dalam tubuh untuk dapat menantang saat sebelum virus mengontaminasi lebih kronis.
Penemuan ini menggarisbawahi keutamaan tentukan imbas memory kebal yang telah ada awalnya pada tingkat keparahan penyakit COVID-19.
Apa vaksin flu bisa menolong menantang penyebaran?
Beberapa pakar kesehatan di Amerika Serikat mulai menyarankan penduduknya untuk lakukan imunisasi vaksin influenza untuk menahan berlangsungnya kenaikan masalah flu. Tetapi kesempatan ini ada arah lain dari suntikkan vaksin flu kecuali untuk mencegah flu, yaitu peluang vaksin flu untuk menolong menantang COVID-19.
Satu riset awalnya menyebutkan vaksin flu yang menantang virus influenza dapat memacu badan untuk hasilkan perlawanan infeksi yang luas sampai sanggup menolong menantang virus corona pemicu COVID-19. Studi ini belum lewat pantauan rekanan sepekerjaan.
Pakar imunologi penyakit menyebar di Radboud University Medical Center di Belanda menyisir database rumah sakit mereka untuk menyaksikan jalinan vaksin flu dengan angka penyebaran COVID-19.
Mereka cari tahu apa pegawai yang divaksinasi flu sepanjang musim 2019-2020 condong untuk terkena oleh SARS-CoV-2. Hasilnya, pegawai yang terima vaksin flu, 39 % lebih kecil peluangnya terkena COVID-19.
Tapi periset mengingatkan, masih begitu awal untuk menjelaskan apa pernah merasakan flu atau imunisasi vaksin flu menolong metode kebal untuk menantang COVID-19. Sebab studi kelompok sikap semacam ini banyak dikuasai oleh unsur lain, misalkan bisa saja beberapa orang yang lakukan imunisasi condong lakukan prosedur kesehatan lebih bagus dibanding yang tidak. Karenanya beberapa pakar menjelaskan perlu tes medis untuk menjelaskan kehebatan satu vaksin untuk virus yang lain.
"Vaksin flu kurangi resiko ramainya orang sakit flu pada periode wabah. Ini bisa menolong tenaga medis kurangi kekeliruan sangkaan curigai tanda-tanda flu dengan tanda-tanda COVID-19," kata dr. Ram Koppaka, pakar di Pusat Imunisasi serta Penyakit Pernapasan CDC.